BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam kegiatan memproduksi, pengusaha-pengusaha terlebih
dahulu harus memperhatikan keadaan dipasar barang, yaitu dengan melakukan suatu
pengamatan, dimana pengamatan tersebut akan menentukan bahwa barang apa saja yang
diinginkan oleh konsumen.
Dewasa ini, masih banyak dari kita
yang mempertanyakan mengapa suatu perusahaan dapat menetapkan upah para
pekerjanya. Berbagai masalah sosial sering terjadi misalnya menentukan upah
tenaga kerja menurut perbedaan kemampuan, pendidikan dan pengalaman. Jika suatu
perusahaan bisa mengatur antara upah tenaga kerja serta tingkat
produktivitasnya maka, perusahaan bisa memperoleh keuntungan maksimal. Berbagai
hal dapat mempengaruhi upah tenaga kerja, salah satu contoh di dalam menentukan
upah riil dan upah uang.
Hal ini melatarbelakangi pembuatan
makalah, bagaimana menentukan upah tenaga kerja dalam hubungannya dengan
tingkat produktivitasnya. Selain itu, kita juga dapat mengetahui bagaimana
menentukan upah dalam suatu perusahaan di berbagai jenis pasar yaitu pasar
persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar monopsoni, dan pasar monopoli
bilateral.
Selain penentuan upah di pasar tenaga kerja, kita juga akan
diperhadapkan dengan penentuan sewa, bunga, dan keuntungan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat kita tarik suatu
permasalahan, dimana permasalahaannya yaitu : Bagaiman cara menentukan harga
berdasarkan faktor produksi, melalui permintaan terhadap faktor-faktor
produksi, penentuan upah di pasar tenaga kerja, dan sewa bunga dan keuntungan?
Tujuan dan
Manfaat
1. Dapat
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam kelompok dengan
baik.
2. Memberi
pelatihan berbasis kompetensi untuk mengembangkan keterampilan mengamati dan
mendokumentasikan semua aspek yang berkaitan dengan permintaan terhadap faktor-faktor
produksi, penentuan upah di pasar tenaga kerja, dan sewa bunga dan keuntungan.
3. Mengetahui permintaan terhadap faktor-faktor
produksi.
4. Mengetahui
penentuan upah di berbagai bentuk pasar tenaga kerja.
5. Mengetahui sewa, bunga, dan keuntungan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Permintaan Terhadap Faktor-Faktor
Produksi
1.1
Pentingnya Analisa Penentuan Harga
Faktor
1. Menganalisis Pengalokasian Faktor –
Faktor Produksi
Memaksimumkan
produksi dapat diciptakan oleh sumber daya yang tersedia. Di dalam setiap
perusahaan usaha untuk menciptakan pengalokasian faktor – faktor produksi yang
optimal harus dijalankan. Tindakan itu akan membantu tujuan keseluruhan
perekonomian untuk mengalokasikan sumber – sumber daya dalam perekonomian
secara efisien. Keuntungan & ketahanan (survival ) perusahaan tergantung
pada kemampuan perusahaan untuk menggunakan faktor – faktor produksi yang dapat
diperolehnya secara efisien.
2. Pendapatan Faktor Produksi dan
Distribusi Pendapatan
Setiap
faktor produksi dalam perekonomian adalah milik seseorang. Pemiliknya menjual
faktor produksi tersebut kepada para pengusaha, & sebagai balas jasa,
mereka akan memperoleh pendapatan. Tenaga kerja mendapat gaji & upah. Tanah
memperoleh sewa. Modal memperoleh bunga & keahlian keusahawanan memperoleh
keuntungan. Pendapatan yang diterima masing – masing faktor produksi tergantung
harga & jumlah yang digunakan.
Harga
adalah jumlah pendapatan yang diperoleh berbagai factor produksi yang digunakan
untuk menghasilkan suatu barang. Hasil penjualan adalah jumlah dari seluruh
pendapatan faktor produksi yang digunakan. Pendapatan nasional adalah nilai
seluruh barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan – perusahaan yang ada
di dalam negera tersebut, dan merupakan jumlah pendapatan berbagai factor
produksi yang ada dalam perekonomian.
Analisis
mengenai permintaan ke atas factor produksi tidak hanya akan menjelaskan
tentang penentuan harga factor produksi tapi juga pendapatan dari masing –
masing factor produksi & distribusi pendapatan ke berbagai jenis factor
produksi. Teori tentang penentuan harga factor produksi = teori distribusi.
1.2 Teori
Produktivitas Marginal
Suatu
faktor produksi akan menciptakan keuntungan yang paling maksimum apabila ongkos
produksi tambahan yang dibayarkan kepada faktor produksi itu sama dengan hasil
penjualan tambahan yang diperoleh dari produksi tambahan yang diciptakan oleh
faktor produksi tersebut.
1. Menentukan Jumlah Faktor Produksi
Yang Digunakan
Pada tingkat penggunaan faktor
produksi tertentu, produsen telah mencapai keuntungan maksimum. Apabila
penggunaan faktor produksi terus bertambah, keuntungan akan berkurang dan
apabila faktor produksi yang digunakan dikurangi, keuntungan juga akan
berkurang.
2. Permintaan ke Atas Faktor Produksi
Dalam teori ini terlebih dahulu
perlu dibuat beberapa permisalan, yaitu :
·
Perusahaan
menjual barang dalam pasar persaingan sempurna, harga barang tidak berubah
walaupun jumlah yang dijual berbeda.
·
Hanya 1
saja faktor produksi yang jumlah penggunaannya dapat diubah – ubah. Misalnya
tenaga kerja.
·
Perusahaan
membeli faktor produksi yang dapat mengalami perubahan itu dalam pasar faktor
produksi yang bersifat persaingan sempurna.
Berdasarkan
permisalan tersebut, hubungan diantara banyaknya faktor produksi yang digunakan
dengan tambahan hasil penjualan ditunjukkan dalam tabel berikut :
Jumlah
Tenaga
Kerja
|
Jumlah
Produksi
Fisik
|
Produksi
Fisik
Marginal
(MPP)
|
Harga
Barang
(Rp)
|
Hasil
Penjualan
Total
(Rp)
(TRP)
|
Hasil
Penjualan
Produksi
Marginal
(MPR)
(Rp)
|
0
|
0
|
100
|
0
|
||
>
24
|
>
2400
|
||||
1
|
24
|
100
|
2.400
|
||
>
20
|
>
2000
|
||||
2
|
44
|
100
|
4.400
|
||
>
16
|
>
1600
|
||||
3
|
60
|
100
|
6.000
|
||
>
12
|
>
1200
|
||||
4
|
72
|
100
|
7.200
|
||
>
8
|
>200
|
||||
5
|
80
|
100
|
8.000
|
||
>
4
|
>400
|
||||
6
|
84
|
100
|
8.400
|
||
>
2
|
>200
|
||||
7
|
86
|
100
|
8.600
|
3. Tingkat Produksi dan Hasil Penjualan
Pertambahan produksi dinamakan
Produksi fisik Marginal atau MPP (Marginal Physical Product). Sedangkan jumlah
produksi fisik adalah TPP atau total physical product. Hasil penjualan produksi
total adalah total revenue product (TRP). Hasil penjualan produksi marginal
yaitu marginal revenue product (MRP).
4. Jumlah Faktor Produksi yang
Digunakan
Ditinjau dari sudut penggunaan
faktor – faktor produksi, seorang produsen akan memaksimumkan keuntungannya
apabila melakukan kegiatan produksi sampai pada tingkat dimana hasil penjualan
marginal sama dengan harga faktor atau MRP
1.3 Persaingan
Tidak Sempurna dan Permintaan Ke Atas Faktor Produksi
1. Permintaan Faktor : Contoh Angka
Dalam pasar barang yang bersifat
persaingan tidak sempurna harga akan menjadi semakin rendah pada tingkat
produksi / penjualan barang yang semakin tinggi. Harga yang semakin rendah ini
menyebabkab hasil penjualan dan hasil penjualan marginal pada setiap tingkat
penggunaan tenaga kerja adalah lebih rendah dari yang terdapat dalam pasar
persaingan sempurna. Angka – angka dalam tabel berikut akan membuktikan
kebenaran pernyataan tersebut:
Jumlah
|
Jumlah
|
Produksi
|
Harga
|
Hasil
|
Hasil
|
Tenaga
|
Produksi
|
Fisik
|
Barang
|
Penjualan
|
Penjualan
|
Kerja
|
Marginal
|
Total
|
Marginal
|
||
(Rp)
|
|||||
(MPP)
|
(Rp)
|
(TRP)
|
(MPR) (Rp)
|
||
0
|
0
|
100
|
0
|
||
> 24
|
> 2160
|
||||
1
|
24
|
90
|
2.160
|
||
> 20
|
>1360
|
||||
2
|
44
|
80
|
3.520
|
||
> 16
|
>680
|
||||
3
|
60
|
70
|
4.200
|
||
> 12
|
>120
|
||||
4
|
72
|
60
|
4.320
|
||
> 8
|
> – 320
|
||||
5
|
80
|
50
|
4.000
|
||
> 4
|
> – 640
|
||||
6
|
84
|
40
|
3.360
|
||
> 2
|
> – 780
|
||||
7
|
86
|
30
|
2.580
|
2. Grafik Permintaan Faktor
Kurva hasil penjualan produksi
marginal di dalam pasar persaingan tidak sempurna akan selalu terletak di
sebelah kiri dari kurva hasil penjualan produksi marginal di dalam persaingan
sempurna. Keadaan ini disebabkan karena pada tingkat penggunaan tenaga kerja
yang lebih tinggi, harga barang menjadi lebih murah. Maka pada setiap tingkat
penggunaan tenaga kerja, tambahan hasil penjualan dalam pasar persaingan tidak
sempurna adalah lebih rendah dari yang diperoleh dalam pasar persaingan
sempurna.
1.4 Sifat
Permintaan Ke Atas Faktor Produksi
a.
Permintaan
Terkait
Permintaan
seorang pengusaha ke atas faktor – faktor produksi mempunyai sifat berbeda –
beda. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh keinginan pengusaha untuk
menghasilkan barang – barang yang akan dijual ke pasar untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Selama pertambahan penggunaan suatu faktor produksi akan menambah
keuntungannya, lebih banyak faktor produksi tersebut akan digunakannya. Oleh
karena permintaan pengusaha ke atas sesuatu faktor produksi ditentukan oleh
kemampuan faktor produksi tsb untuk menghasilkan barang yang dapat dijual
pengusaha itu dengan menguntungkan, permintaan ke atas faktor – faktor produksi
dinamakan permintaan terkait / Derived Demand.
b. Bentuk Kurva Permintaan Ke Atas
Faktor
Kurva permintaan ke atas faktor produksi
menurun dari kiri atas menuju kanan bawah. Kurva seperti itu menggambarkan
bahwa makintinggi harga faktor produksi, makin sedikit permintaan ke atas
faktor produksi tersebut.Kurva
permintaan ke atas sesuatu faktor pada umumnya menurun ke bawah karena :
§
Perubahan harga
akan merubah pendapatan riel pembeli & perubahan pendapatan riel ini
selanjutnya mempengaruhi permintaannya.
§
Perubahan harga
merubah kepuasan relatif dari mengonsumsikan barang itu jika dibandingkan
dengan barang lain.
Permintaan ke atas sesuatu faktor
produksi digambarkan oleh kurva yang menurun ke bawah disebabkan oleh :
Ø
Harga faktor
produksi yang lebih tinggi akan menaikkan harga barang yang dihasilkannya, maka
harga barang tersebut akan naik dan permintaannya
berkurang, yang selanjutnya menimbulkan pengurangan ke atas permintaan faktor
produksi.
Ø
Perubahan harga
akan menimbulkan penggantian dari faktor produksi yang menjadi relatif mahal
kepada faktor produksi yang relatif murah.
Ø
Sebagai akibat
dari pengaruh hukum hasil lebih yang semakin berkurang.
1.5 Pergeseran
kurva permintaan faktor produksi
Terdapat
beberapa faktor yang dapat menggeser kurva permintaan produsen ke atas faktor –
faktor produksi :
Perubahan
permintaan ke atas barang yang diproduksinya.
Perubahan harga
dari faktor produksi lain yang digunakan.
1.6 Elastisitas Permintaan Faktor Produksi
Sesuatu
perubahan harga faktor produksi akan menimbulkan akibat yang berlainan ke atas
perubahan jumlah berbagai faktor produksi yang digunakan.
Elastisitas Permintaan Dari Barang yang
Dihasilkan
Makin besar elastisitas permintaan ke atas barang yang
dihasilkan, makin besar pula elastisitas permintaan ke atas faktor produksi.
Perbandingan di
Antara Ongkos yang Dibayar Kepada Faktor Produksi Dengan Ongkos Total
Makin besar bagian dari ongkos produksi total yang
dibayarkan kepada sesuatu faktor produksi, makin lebih elastis permintaan
faktor produksi tersebut.
Tingkat Penggantian di Antara Faktor
Produksi
Makin banyak faktor – faktor produksi lainnya yang dapat
menggantikan sesuatu faktor produksi tertentu, semakin elastis permintaan ke
atas faktor produksi tsb.
Tingkat
Penurunan Produksi Fisik Marginal (MPP)
Makin cepat penurunan produksi fisik marginal makin tidak
elastis permintaan ke atas faktor produksi yang bersangkutan.
1.7 Penentuan
Penggunaan Optimum Ke Atas Faktor Produksi
a.
Gabungan Faktor
Produksi yang Meminimumkan Biaya
Penggunaan faktor – faktor produksi akan meminimumkan
ongkos apabila setiap rupiah yang dibayarkan kepada faktor produksi
menghasilkan produksi fisik marginal yang sama besarnya. Produksi fisik
marginal dari modal tersebut tenaga kerja
untuk setiap rupiah adalah :
a)
MPP per rupiah
dari modal =
Pl = MRPl
b)
MPP per rupiah
dari tenaga kerja =
Pc = MRPc
b. Gabungan Faktor Yang Memaksimumkan
Keuntungan
Penggunaan faktor – faktor produksi
akan memaksimumkan keuntungan apabila harga faktor
produksi dengan
penjualan marginal yang sama besarnya. Produksi fisik marginal
dari modal tersebut tenaga kerja
untuk setiap rupiah adalah :
a)
MPP per rupiah
dari modal
= Pl = MRPl
b)
MPP per rupiah
dari tenaga kerja
= Pc = MRPc
2. Penentuan Upah Di Pasar Tenaga Kerja
2.1. Upah Uang Dan Upah Riil
Pembayaran tenaga kerja dibedakan dua
jenis, yaitu upah dan gaji. Gaji adalah pembayaran yang diberikan kepada
pekerja tetap dan tenaga kerja profesional yang biasanya dilaksanakan sebulan
sekali seperti pegawai pemerintah, guru, dosen, manajer, akuntan.
Sedangkan upah dimaksudkan sebagai pembayaran kepada pekerja – pekerja yang pekerjaannya
berpindah – pindah, seperti pekerja pertanian, tukang kayu, tukang batu, dan
buruh kasar. Berbeda dengan teori ekonomi yang mengartikan upah sebagai
pembayaran atas jasa – jasa fisik maupun mental yang disediakan oleh tenaga
kerja kepada para pengusaha. Dalam ekonomi pembayaran pekerja tidak dapat
dibedakan antara upah dan gaji, keduanya berarti pembayaran kepada
pekerja.
a.
Perbedaan Dan
Upah Uang Upah Riil
Dalam jangka panjang sejumlah tertentu
upah pekerja mempumyai kemampuan yang semakin sedikit di dalam membeli barang
dan jasa. Hal tersebut disebabkan kenaikan barang dan jasa tersebut yang
berlaku dari waktu ke waktu. Meskipun kenaikan tersebut tidak serentak, hal
tersebut tidak menimbulkan peningkatan keejahteraan bagi pekerja. Untuk
mengatasi hal tersebut ahli ekonomi membuat dua perbedaan antara pengertian
upah, yaitu upah uang dan upah riil. Upah uang adalah jumlah uang yang
diterima pekerja dari pengusaha sebagai pembayaran ke atas tenaga mental dan
fisik para pekerja dalam proses produksi. Upah riil adalah tingkat upah pekerja
yang yanghdiukur dsari sudut kemampuan upah tersebut dalam membeli barang dan
jasa yang dibutuhkan untuk memenuhikebutuhan para pekerja.
b. Cara Menghitung
Upah Riil
Perbedaan keinginan pekerja menyebabkan
efek berbeda kepada tingkat kesejahteraan antara para pekerja, sehingga hal
tersebut dapat menimbulkan kesulitan dalam usaha untuk menunjukkan harga yang
berlaku dalam suatu perekonomian dai tahun ke tahun. Untuk mengatasi hal
tersebut biasanya setiap negara membuat indeks harga, yaitu suatu indeks atau
ukuran yang memberikan gambarang tentang rata – rata dari perubahan harga
dari waktu ke waktu. Fungsi indeks harga adalah untuk menaksir upah riil
pekerja dari tahun ke tahun.
2.2 Hubungan Antara Poduktivitas Dan Upah
Upah riil basanya diberikan kepada
tenaga kerja tergantung produktivitas pekerja tersebut dalam perusahaan. Data –
data mengenai upah terutama di negara maju menunjukkan adanya hubungan antara
upah dengan produktivitas pekerja.
a.
Produktivitas
Dan Upah Riil
Rumus yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara upah riil dan produktivitas pekerja ditujukkan oleh teori
permintaan ke atas faktor produksi. Dimisalkan harga barang pada hasil
penjualan marginal dan tingkat tenaga kerjanya sama, maka mencerminkan
perbedaan dalam produktivitas, yang akan mencerminkan hasil penjualan yang
lebih tinggi, sehingga menyebabkan penawaran tenaga kerja di pasar lebih tinggi
yang berakibat meningkatkan permintaan tenaga kerja. Sehingga hal tersebut akan
menyebabkan keadaan di mana jika produktivitas tinggi, upah riil tenaga kerja
akan semakin tinggi.
b.
Sumber – Sumber
Kenaikan Produktivitas
Dalam hal ini produktivitas dapat
didefinisikan sebagai produksi barang yang diciptakan oleh pekerja pada suatu
waktu tertentu. Kenaikkan produktivitas berarti pekerja tersebut menghasilkan
barang dengan jumlah olebih banyak dalam waktu yang singkat. Kemajuan
produktivitas pekerja disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
§ Kemajuan
Teknologi Produksi
Hal tersebut menimbulkan dua akibat
penting dalam kegiatan produksi. Pertama, kemajuan teknologi memungkinkan
penggantian kegiatan ekonomi dari menggunakan binatang dan manusia kepada
mesin. Pengembangan ini menyebabkan kemajuan produktivitas. Misalnya sebelum
terjadinya kemajuan teknologi yang mengerjakan pembajakan tanah adalah manusia
dan hewan, namun setelah adanya kemajuan teknologi maka yang mengerjakan
pembajakan tersebut adalah mesin yang berakibat meningkatkan produktivitas
pembajakan tanah tersebut.
§ Pertambahan
Kepandaian dan Ketrampilan Tenaga Kerja
Kemajuan ekonomi dapat menimbulkan
beberapa akibat yang akhirnya akan meninggikan kepandaian dan ketrampilan
tenaga kerja, diantaranya adalah semakin tingginya taraf kesehatan masyarakat,
taraf latihan dan pendidikan teknik, dan menambah pengalaman dalam pekerjaan.
Dan pengeluaran pemerintah dalam mengembangkan bidang – bidang tersebut
dinamakan investasi ke atas modal manusia.
§ Perbaikan dalam
Organisasi dan Masyarakat
Hal ini dapat menyebabkan kemajuan
produktivitas, misalnya dengan adanya perbaikan infrastruktur, seperti jaringan
jalan raya, telekomunikasi, maka distribusi ke daerah – daerah yang sebelumnya
tidak dapat dijangkau perusahaan menjadi dengan mudah dijangkau, sehingga dapat
meningkatkan produktivitas pekerja dalam suatu perusahaan.
3 Penentuan Upah Di Berbagai Bentuk Pasar Tenaga Kerja
Seperti juga dengan pasar barang, pasar
tenaga kerja dapat dibedakan dalam berbagai jenis. Bentuk-bentuk pasar tenaga
kerja yang terpenting adalah:
1. Pasar tenaga
kerja yang bersifat persaingan sempurna.
2. Pasar tenaga
kerja monopsoni.
3. Pasar tenaga
kerja monopoli di pihak pekerja.
4. Pasar monopoli
di kedua belah pihak yaitu pengusaha dan pekerja (monopoli bilateral).
3.1
Persaingan
Sempurna dalam Pasar Tenaga Kerja
Kurva permintaan ke atas tenaga kerja,
seperti juga kurva permintaa ke atas sesuatu barang, bersifat menurun dari kiri
atas ke kanan bawah. Berarti permintaan ke atas tenaga kerja bersifat: semakin
tinggi / rendah upah tenaga kerja, semakin sedikit / banyak permintaan ke atas
tenaga kerja.
3.2
Pasar Tenaga
Kerja Monopsoni
Monopsoni berarti hanya terdapat satu
pembeli di pasar sedangkan penjual jumlahnya banyak. Berarti pasar tenaga kerja
seperti ini bersifat monopoli di pihak perusahaan. Untuk menerangkan penentuan
upah di pasar monopsoni digunakan pendekatan sebagai berikut:
·
Penentuan Upah:
Contoh Angka
Tabel 1.1
Upah dan Penggunaan Tenaga Kerja dalam
Pasar Tenaga Kerja Monopsoni
Jumlah Pekerja (1)
|
Tingkat Upah
per pekerja (2)
|
Biaya Total Tenaga Kerja (Jumlah
Upah)
(3)
|
Biaya Marjinal Tenaga Kerja
(4)
|
Hasil Penjualan Produksi Marjinal
(5)
|
0
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1
|
Rp 3000
|
3000
|
Rp 3000
|
Rp 15000
|
2
|
4000
|
8000
|
5000
|
14000
|
3
|
5000
|
15000
|
7000
|
13000
|
4
|
6000
|
24000
|
9000
|
12000
|
5
|
7000
|
35000
|
11000
|
11000
|
6
|
8000
|
48000
|
13000
|
10000
|
7
|
9000
|
63000
|
15000
|
9000
|
Kolom (1) dan (2) berturut-turut menunjukkan jumlah
tenaga kerja dan tingkat upah. Dapat dilihat bahwa makin besar jumlah tenaga
kerja pekerja makin tinggi tingkat upah yang dibayar kepada setiap pekerja.
Sebagi contoh apabila 2 tenaga kerja digunakan, upah setiap pekerja adalah Rp
4000,00 dan apabila 3 tenaga kerja digunakan upah setiap pekerja adalah Rp
5000,00. Kolom (3) menunjukkan biaya total tenaga kerja. Angka dalam kolom
tersebut diperoleh dari mengalikan jumlah tenaga kerja dan tingkat upah. Kolom
(4) biaya marjinal tenaga kerja atau tambahan biaya tenaga kerja apabila satu
unit tenaga kerja baru digunakan adalah Rp 7000,00. Untuk memudahakan analisis
dimisalakan MRP untuk berbagai penggunaan tenaga kerja pada kolom (5).
3.3
Monopoli dari
Pihak Tenaga Kerja
Dengan tujuan agar mereka dapat
memperoleh upah dan fasilitas buka keuangan yang lebih baik, tenaga kerja dapat
menyatukan diri di dalam serikat buruh atau persatuan tenaga kerja. Serikat
buruh adalah organisasi yang didirikan dengan tujuan agar para pekerja dapat,
sebagai suatu kesatuan, membicarakan atau menuntut syarat-syarat kerja tertentu
dengan para pengusaha. Setelah bermufakat dengan anggota-anggotanya, pimpinan
persatuan pekerja akan menuntut upah dan syarat-syarat kerja lain kepada para
pengusaha. Tindakan seperti ini menyebabakan tenaga kerja mempunyai kekuasaan
monopoli ke atas tenaga kerja yang ditawarkan.
Penentuan upah dalam pasar tenaga kerja
yang bersifat monopoli pihak pekerja dibedakan menjadi tiga keadaan yaitu:
a.
Menuntut Upah
yang Lebih Tinggi
Kalau organisasi serikat buruh dapat
meliputi dan mewakili sebagian besar tenaga kerja di dalam suatu industri,
kemampuannya untuk menentukan tingkat upah adalah sangat besar. Apabila tuntutan
serikat buruh tersebut tidak dapat dipenuhi para pengusaha, serikat buruh
tersebut dapat membuat ancaman (misalnya mogok kerja) yang akan menimbulkan
implikasi yang sangat buruk kepada perusahaan-perusahaan.
b. Membatasi
Penawaran Tenaga Kerja
Terdapat organisasi serikat buruh /
persatuan pekerja yang bersifat sangat khusus misalnya persatuan sekretaris,
persatuan ahli teknik, persatuan dokter, dan sebagainya. Persatuan-persatuan
seperti ini dapat mempengaruhi upah yang mereka terima dengan cara membatasi
penawaran mereka. Salah satu caranya adalah dengan membatasi keanggotaan
mereka, dan melarang bukan anggota untuk menjalankan kegiatan di daerah yang
diliputi oleh persatuan tersebut.
c.
Menambah
Permintaan Tenaga Kerja
Kedua-dua cara serikat buruh untuk
menaikkan upah diatas, mencapai tujuannya dengan membuat suatu pengorbanan yang
cukup serius, yaitu dengan mengurangi penggunaan tenaga kerja. Kekuasaan
monopoli yang dimiliki pekerja menyebabkan setiap pekerja memperoleh upah yang
lebih tinggi dari upah yang didalam pasar persaingan sempurna, akan tetapi
tenaga kerja yang digunakan perusahaan-perusahaan adalah lebih sedikit dari
pada apabila pasar tenaga kerja berbentuk pasar persaingan sempurna.
Kelemahan diatas dapat dihindari
apabila penekanan dari usaha serikat buruh dalam memperbaiki nasib
anggota-anggotanya ialah dengan berusaha menambah permintaan keatas tenaga
kerja. Apabila usaha itu berhasil, bukan saja upah akan menjadi bertambah
tinggi tetapi jumlah tenaga kerja yang akan digunakan akan bertambah banyak
pula.
Terdapat beberapa cara yang dapat
dilakukan oleh serikat buruh untuk menaikkan permintaan keatas tenaga kerja
salah satu cara yang saling bermanfaat adalah dengan berusaha menaikkan
produktifitas tenaga kerja, tujuan ini dapat dicapai dengan :
1) Membuat
seminar-seminar mengenai masalah pekerjaan yang mereka hadapi dan memberikan
kesadaran tentang tenggung jawab para pekerja dalam perusahaan.
2) Mengadakan
latihan atau penyluhan terhadap pekerja guna untuk meningkatkan keterampilan
tenaga kerja.
3.4.
Pasar Tenaga
Kerja Monopoli Bilateral
a) Menentukan
tigkat upah apabila pasar tenaga kerja adalah monopsoni.
b) Penentuan
tingkat upah apabila pasar tenaga kerja adala monopoli.
Dari analisis tersebut dapat dilihat
bahwa didalam pasar monpsoni upah adalah lebi rendah dibandingkan di pasar
persaingan sempurna, sedangkan sipasar monopoli upah adalah lebih tinggi dari
pasar persaingan sempurna. Dengan demikian upah mencapai tingkat yang berbeda
sekali didalam dua pasar tersebut.
4 Faktor-Faktor Yang Menimbulkan Perbedaan Upah
Faktor-faktor penting yang menjadi
sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-pekerja didalam suatu jenis kerja
tertentu, dan diantara golongan pekerjaan adalah :
1) Perbedaan corak
permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan.
2) Perbedaan dalam
jenis-jenis pekerjaan.
3) Perbedaan
kemampuan, keahlian dan pendidikan.
4) Terdapat
pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan.
5) Ketidak sempurnaan
dalam mobilitas tenaga kerja.
a.
Permintaan dan
Penawaran Tenaga Kerja
Permintaan dan penawaran tenaga karja didalam suatu jenis
pekerjaan sangat besar peranannya dalam menentukan upah disesuatu jenis
pekerjaan. Didalam suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang
cukup besar tetapi tidak banyak permintaannya, upah cenderung dalam tingkat
yang rendah.
b. Perbedaan Corak
Pekerjaan
Kegiatan ekonomi meliputi berbagai
jenis pekerjaan, ada diantara pekerjaan tersebut merupakan pekeriaan yang
ringan dan juga mudah dikerjakan. Golongan pekerja akhir-akhir ini menuntut
untuk memperoleh upah yang lebih tinggi dari pada pesuruh kantor karena mereka
melakukan kerja yang lebih memerlukan tenaga fisik.
c.
Perbedaan
Kemampuan, Keahlian,dan Pendidikan
Kemampuan, keterampilan dan keahlian
para pekerja memiliki perbedaan dalam hal bekerja, sifat-sifat tersebut
menyebabkan mereka mempunyai produktifitas masing-masing. Dalam perekonomian
yang semakin maju kegiatan-kegiatan ekonomi semakin membutuhkan tenaga-tenaga
yang terdidik, oleh karena itu semakin tinggi pendidikan seseorang maka peluang
untuk mendapatkan pekerjaan mudah.
d. Pertimbangan
Bukan Keuangan Dalam Memilih Pekerjaan
Daya tarik sesuau pekerjaan bukan saja
tergantung pada besarnya upah yang ditawarkan, selan itu faktor-faktor bukan
keuangan di atas mempunyai peranan yang sangat penting terhadap seseorang dalam
memilih pekerjaan. Seseorang seing kali bersedia menerima upah yang lebih
rendah apabila beberapa terdapat pertimbasngan yang tidak ssuai dengan apa yang
diinginkannya. Sebaliknya apabila faktor-faktor bukan keuangan banyak yang
tidak sesuai dengan seorang pekerja, ia akan menuntut upah yang lebih tinggi
sebelum ia bersedia menerima pekerjaan yang ditawarkan.
e.
Mobilitas
Tenaga Kerja
Dalam teori ini terdpat pemislan
faktor-faktor produksi, dalam konteks mobilitas tenaga kerja pemisalan
ini berarti: kalau dalam pasar tenaga kerja terjadi perbedaan upah, maka tenaga
kerja akan pindah kepasar tenaga kerja yang upahnya lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.
Kesimpulan
Dalam kegiatan memproduksi,
pengusaha-pengusaha terlebih dahulu harus memperhatikan keadaan dipasar barang,
yaitu dengan melakukan suatu pengamatan, dimana pengamatan tersebut akan
menentukan bahwa barang apa saja yang diinginkan oleh konsumen.
Selain penentuan upah di pasar
tenaga kerja, kita juga akan diperhadapkan dengan penentuan sewa, bunga, dan
keuntungan.
Pentingnya Analisa Penentuan Harga
Faktor
1. Menganalisis Pengalokasian Faktor –
Faktor Produksi
2. Pendapatan Faktor Produksi dan
Distribusi Pendapatan
Teori Produktivitas Marginal
1. Menentukan Jumlah Faktor Produksi
Yang Digunakan
2. Permintaan ke Atas Faktor Produksi
3. Tingkat Produksi dan Hasil Penjualan
4. Jumlah Faktor Produksi yang
Digunakan
Persaingan Tidak Sempurna dan
Permintaan Ke Atas Faktor Produksi
1. Permintaan Faktor : Contoh Angka
2.
Grafik Permintaan Faktor
Sifat Permintaan Ke Atas Faktor
Produksi
a.
Permintaan
Terkait
b.
Bentuk
Kurva Permintaan Ke Atas Faktor
Pergeseran kurva permintaan faktor
produksi
Elastisitas Permintaan Faktor
Produksi
Elastisitas Permintaan Dari Barang yang
Dihasilkan
Perbandingan di
Antara Ongkos yang Dibayar Kepada Faktor Produksi Dengan Ongkos Total
Tingkat Penggantian di Antara Faktor
Produksi
Tingkat
Penurunan Produksi Fisik Marginal (MPP)
Penentuan Penggunaan Optimum Ke Atas
Faktor Produksi
Penentuan Upah Di Pasar Tenaga Kerja
Upah Uang Dan Upah Riil
Hubungan Antara
Poduktivitas Dan Upah
Produktivitas Dan Upah Riil
Sumber – Sumber Kenaikan Produktivitas
Penentuan Upah
Di Berbagai Bentuk Pasar Tenaga Kerja
Persaingan Sempurna dalam Pasar Tenaga
Kerja
Pasar Tenaga Kerja Monopsoni
Monopoli dari Pihak Tenaga Kerja
Pasar Tenaga Kerja Monopoli Bilateral
Faktor-Faktor Yang
Menimbulkan Perbedaan Upah
1)
Perbedaan corak
permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan.
2)
Perbedaan dalam
jenis-jenis pekerjaan.
3)
Perbedaan
kemampuan, keahlian dan pendidikan.
4)
Terdapat
pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan.
5) Ketidak sempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar